Profil Desa Citimbang
Ketahui informasi secara rinci Desa Citimbang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Citimbang di Kecamatan Salem, Brebes, perpaduan antara potensi kopi dan keindahan alam tersembunyi di tengah tantangan kebencanaan. Berada di dataran tinggi, desa ini menawarkan pesona agraris khas Sunda-Jawa Tengah yang terus berbenah.
-
Sentra Kopi di Dataran Tinggi
Desa Citimbang merupakan salah-satu penghasil kopi di Kecamatan Salem, didukung oleh kelompok tani aktif yang menjadi motor penggerak ekonomi lokal di tengah lanskap perbukitan yang subur
-
Keindahan Alam dan Ancaman Bencana
Memiliki potensi wisata alam seperti Curug Citimbang, desa ini sekaligus berada di wilayah dengan kerawanan tinggi terhadap bencana tanah longsor yang menjadi tantangan utama dalam pembangunan infrastruktur
-
Dinamika Pembangunan dan Tata Kelola
Dengan populasi lebih dari 2.000 jiwa, Desa Citimbang menunjukkan upaya pembangunan melalui BUMDes, meski di sisi lain menghadapi sorotan terkait tata kelola pemerintahan dan isu-isu sosial kemasyarakatan
Terletak di antara lekuk perbukitan di wilayah selatan Kabupaten Brebes, Desa Citimbang, Kecamatan Salem, menyajikan wajah desa agraris yang khas. Dengan udara sejuk dan lanskap yang didominasi oleh lahan pertanian, desa ini menyimpan potensi ekonomi yang bertumpu pada komoditas kopi dan pesona alam yang belum tergarap maksimal. Namun di balik potensinya, Citimbang juga berhadapan dengan tantangan nyata, mulai dari aksesibilitas, risiko bencana alam, hingga dinamika tata kelola pemerintahan yang menjadi perhatian.
Desa Citimbang secara geografis dan kultural merupakan bagian unik dari Kabupaten Brebes. Berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, nuansa budaya Sunda masih terasa kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, yang berdampingan dengan administrasi pemerintahan Jawa Tengah. Kondisi ini menciptakan sebuah identitas yang menarik, di mana tradisi agraris berpadu dengan dinamika pembangunan desa modern. Sebagai salah satu dari 21 desa di Kecamatan Salem, Citimbang memegang peranan penting dalam konstelasi sosial dan ekonomi di kawasan pegunungan tersebut.
Geografi dan Kondisi Demografis
Desa Citimbang berada pada koordinat 7°11′21″ Lintang Selatan dan 108°51′33″ Bujur Timur. Wilayahnya yang berbukit-bukit menempatkannya pada daerah dengan tingkat kerawanan bencana alam, khususnya tanah longsor, yang cukup tinggi. Data dari berbagai studi menunjukkan bahwa kemiringan lereng yang curam di beberapa bagian desa menjadi faktor risiko utama, terutama saat curah hujan tinggi. Pada tahun 2024, sebuah bencana longsor bahkan sempat menyebabkan desa ini terisolir akibat terputusnya akses jalan utama.
Secara administratif, Desa Citimbang memiliki luas wilayah mencapai 850,393 hektare. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes dalam publikasi "Kecamatan Salem dalam Angka", populasi Desa Citimbang pada sensus terakhir tercatat sebanyak 2.021 jiwa. Sementara itu, data dari program Kampung KB BKKBN pada Mei 2024 mencatat jumlah penduduk sebanyak 1.671 jiwa yang tergabung dalam 648 Kepala Keluarga (KK). Kepadatan penduduknya tergolong rendah, yakni sekitar 237 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan karakteristik pemukiman di daerah pegunungan yang cenderung tersebar.
Adapun batas-batas wilayah Desa Citimbang yakni:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Ganggawang
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Ciputih
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kadumanis
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Gandoang
Struktur demografis ini menjadi modal sekaligus tantangan. Di satu sisi, sumber daya manusia tersedia untuk menggerakkan roda perekonomian desa. Di sisi lain, pemerintah desa dihadapkan pada tugas untuk memberikan pelayanan yang merata di tengah kondisi geografis yang tidak mudah.
Potensi Ekonomi dan Komoditas Unggulan
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Citimbang. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani, baik pemilik lahan maupun buruh tani. Lahan yang subur di ketinggian menjadikan desa ini cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian, dengan kopi sebagai salah satu produk unggulan yang mulai dikenal dari wilayah ini.
Keberadaan Kelompok Tani "Mitra Arum" di Desa Citimbang menjadi bukti adanya upaya pengorganisasian para petani untuk meningkatkan produktivitas dan nilai jual hasil pertanian. Kopi dari Salem, termasuk yang berasal dari Citimbang, pernah ditampilkan dalam berbagai pameran produk lokal, menandakan adanya potensi pasar yang bisa dikembangkan lebih serius. Selain kopi, masyarakat juga menanam padi di sawah-sawah terasering serta komoditas hortikultura lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dijual ke pasar lokal.
Upaya pengembangan ekonomi juga terlihat dari eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pada tahun 2019, BUMDes Citimbang tercatat pernah berpartisipasi dalam Festival BUMDes tingkat kecamatan yang memamerkan berbagai produk lokal. Bahkan, untuk meningkatkan kapasitas pengelolaannya, perwakilan dari Desa Citimbang pernah melakukan studi banding ke desa lain yang dinilai lebih maju dalam pengelolaan BUMDes. Sebuah studi mengenai pengaruh layanan keuangan digital (BRILink) terhadap pendapatan BUMDes di Kecamatan Salem juga menyertakan Desa Citimbang sebagai salah satu subjek penelitian, menunjukkan adanya aktivitas ekonomi yang mulai terintegrasi dengan layanan keuangan modern.
Meskipun demikian, pengembangan potensi ekonomi ini bukannya tanpa hambatan. Akses pasar yang terkadang sulit akibat kondisi infrastruktur jalan menjadi kendala dalam distribusi hasil bumi. Selain itu, berdasarkan Analisis Spasial Desa Membangun yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Sebelas Maret, Desa Citimbang tercatat memiliki Indeks Desa Membangun (IDM) dengan kategori terendah di Kecamatan Salem pada tahun 2024, yakni 0,447. Hal ini mengindikasikan adanya tantangan dalam dimensi ekonomi, sosial dan ekologi yang perlu menjadi fokus pembangunan.
Infrastruktur, Layanan Publik, dan Tata Kelola
Pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun desa, terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan dasar bagi masyarakat Citimbang. Di sektor pendidikan, terdapat satu Sekolah Dasar Negeri, yaitu SD Negeri Citimbang, yang menjadi pusat pendidikan dasar bagi anak-anak di desa tersebut. Untuk jenjang selanjutnya, siswa dapat melanjutkan ke SMP Negeri 6 Satu Atap Salem yang lokasinya relatif terjangkau dari desa.
Namun, tantangan terbesar terletak pada infrastruktur fisik, terutama jalan. Kondisi geografis yang rawan longsor membuat jalan desa sering kali mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan berkelanjutan. Peristiwa terisolasinya desa akibat longsor pada Februari 2024 menjadi pengingat serius akan pentingnya pembangunan infrastruktur yang tangguh bencana. Wajid, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Desa Citimbang, dalam sebuah wawancara dengan media massa menyampaikan bahwa pasokan kebutuhan pokok sempat menipis dan komunikasi terganggu akibat padamnya listrik.
Dari sisi pemerintahan, Desa Citimbang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Berdasarkan dokumen Peraturan Desa Citimbang Nomor 07 Tahun 2021, diketahui bahwa jabatan Kepala Desa dipegang oleh Idi Sutiono, A.Ma. Dokumen tersebut juga memberikan gambaran mengenai struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), yang menjadi instrumen utama dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan di tingkat desa.
Meskipun demikian, perjalanan tata kelola pemerintahan desa tidak selalu mulus. Pada April 2024, beberapa media lokal memberitakan adanya keluhan dari sebagian masyarakat terkait dugaan pungutan dalam penyaluran bantuan sosial beras dan isu peminjaman mobil siaga desa. Berita-berita ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Isu tersebut menjadi dinamika tersendiri yang perlu dikelola dengan bijak oleh para pemangku kepentingan untuk menjaga keharmonisan dan kepercayaan di tengah masyarakat.
Potensi Pariwisata dan Peluang Masa Depan
Di tengah berbagai tantangan, Desa Citimbang menyimpan pesona alam yang dapat menjadi aset berharga di masa depan. Salah satu potensi yang sering disebut ialah Curug Citimbang. Air terjun ini, bersama dengan curug lain di sekitarnya seperti Curug Cileles di desa tetangga, menjadi daya tarik tersembunyi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alam.
Pengembangan sektor pariwisata berbasis alam dapat menjadi alternatif sumber pendapatan bagi desa, mengurangi ketergantungan mutlak pada sektor pertanian. Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan investasi yang signifikan dalam pembangunan akses jalan yang aman dan nyaman, fasilitas pendukung di lokasi wisata, serta promosi yang efektif dari Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes dan pihak-pihak terkait lainnya.
Ke depan, Desa Citimbang berada di persimpangan jalan. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemerintah daerah menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang ada. Penguatan kelembagaan petani kopi dan BUMDes, pembangunan infrastruktur yang adaptif terhadap bencana, peningkatan transparansi tata kelola, serta pengembangan potensi pariwisata secara berkelanjutan dapat menjadi agenda strategis untuk membawa Desa Citimbang bergerak maju menjadi desa yang lebih mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.
